TEGAS.CO,. BAUBAU – Universitas Muslim (UMU) Buton yang berada dibawah naungan Yayasan Pendidikan Indonesia Kepulauan (YAPIK) Buton sebagai salah satu lembaga pendidikan di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang memiliki 8 Program Studi (Prodi) terakreditasi sangat memperhatikan kompetensi dan inovasi bagi para mahasiswanya guna menciptakan alumni yang berkualitas dan unggul di masyarakat, sebab kompetensi merupakan hal mutlak bagi seseorang lulusan perguruan tinggi.
“UMU Buton merupakan salah satu perguruan tinggi yang didukung struktur Indonesia Buton Institut (IBI) dengan visi menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) berakhakul karimah, berwawasan enterpreneur serta berperan aktif dalam pembangunan bangsa” kata Ketua Yapik Buton, H. Ibrahim Marsela di Hotel Mira, Baubau. Rabu (17/2/2021).
Dengan didukung struktur IBI, sambungnya, sebagai sarana yang disiapkan guna meningkatkan kemampuan mahasiswa di bidang digital technologi, interpreneurship dan devisi english student activity, UMU Buton berusaha mencapai tiga pilar dasar pola pikir guna mencapai Tri Dharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat.
“Program ini penting, karena mindset yang ditanamkan ke mahasiswa adalah bukan hanya mencari kerja, tapi juga mampu menciptakan lapangan kerja. Bahkan, untuk membekali ilmu interpreneurship, UMU Buton akan membuka food court yang akan dilakukan oleh mahasiswa sendiri guna membentuk komunitas pengusaha muda di kampus”, ucapnya
Ibrahim juga menjelaskan bahwa UMU Buton memiliki perbedaan dari perguruan tinggi lainnya yang ada di kota Baubau. Hal itu dikarenakan struktur dan inovasi yang dilakukan lebih pada kreativitas dan tidak plagiasi serta memiliki dokumen yang lengkap menuju Akreditasi B.
“Lulusan UMU Buton, selain memiliki ijazah Strata Satu (S1), juga dibekali dengan tiga sertifikasi pendukung untuk memudahkan dalam mencapai dunia kerja”, tandasnya.
Ketua IBI, Dr.H Sudjiton menuturkan bahwa IBI merupakan lembaga yang didirikan untuk mengantisipasi alumni UMU Buton dalam merespon dunia pendidikan yang begitu cepat.
“Saat ini model interaksi Tri Darma tidak hanya dilakukan lewat model konveksi lokal namun juga mahasiswa saat ini dituntut untuk mengembangkan kreativitas berpikir”, jelas Sudjiton.
“Permasalahan yang kemudian dipertanyakan sekarang ini adalah bagaimana mempersiapkan SDM yang berkualitas dan mampu berkompetisi serta cepat beradaptasi atas perubahan yang terjadi”, lanjutnya.
Sejak diberdirikannya, kata Sudjiton, IBI telah mengatur proses belajar mengajar dan inovasi di UMU Buton. Hal tersebut sama dengan Kampus Merdeka yang menerapkan demokrasi mahasiswa.
“Jadi mahasiswa diberikan keleluasaan dalam passion untuk mengembangkan bakat dan keterampilannya. Mahasiswa jangan kita paksakan dengan hafalan”, tegasnya.
“Orang-orang yang berhasil adalah orang yang mampu beradaptasi dengan tantangan di luar, untuk itu mahasiswa UMU Buton dibekali critical thinking dan analitical thinking yang pastinya dapat meningkatkan kreativitas alumninya dan bisa digunakan dalam bersaing di manapun”, pungkasnya.
Reporter : JSR
Editor : YA